Analisis Iklan Indomie


   
ANALISIS IKLAN INDOMIE


A.    Alasan Memilih Iklan Indomie
Alasan saya memilih iklan indomie karena iklan ini memliki tenik pemasaran yang baik contohnya seperti, statement yang gampang diingat oleh konsumen “jelajah kuliner Indonesia”. Lirik jinglenya yang sederhana memudahkan masyarakat untuk hafal liriknya. Iklan dengan kemasan “dari sabang sampai merauke” dikemas dengan
indah dan berisi pesan yang mengajak agar membeli produk indomie.

Indomie Jelajah Kuliner Indonesia menghadirkan varian Indomie kuah dan goreng dengan cita rasa asli masakan Nusantara, sperti Indomie kuah Cakalang, Indomie kuah Empal Gentong, Indomie kuah Soto Medan, dan Indomie goreng Aceh. Konsumen dapat mengobati kerinduan akan masakan kampung halaman lewat hangatnya semangkuk Indomie.

Adapula iklan indomie yang menggambarkan tentang keadaan penduduk serta kekayaan alam dari sabang sampai merauke. Iklan ini menggunakan berbagai macam suku dengan kebudayaan masing masing seperti gambar diatas. Pesan yang ingin disampaikan oleh si pembuat iklan melalui iklan ini tersampaikan dengan baik kepada konsumen, yaitu walaupun bangsa indonesia merupakan bangsa yang terdiri atas banyak suku,adat istiadat,agama dan sebagainya. Namun dapat dipersatukan oleh produk indomie yang sudah dikenal oleh seluruh masyarakat indonesia. Target pasar dari iklan ini adalah seluruh masyarakat Indonesia dari muda sampai tua.
B.     Analisis Semiotika Dalam Iklan
Iklan sebagai salah satu media marketing public relations yang kini banyak diminati. Kelebihan memasarkan product melalui iklan di televisi adalah mampu menjaring dan mengantarkan informasi kepada seluruh lapisan masyarakat yang menyaksikan. Selain itu, iklan dianggap cukup efektif karena memiliki unsur visual dan audio visual. Istilah advertising itu sendiri datang dari kata kerja bahasa latin “advertere” yang berarti ‘mengarahkan perhatian seseorang ke ‘ (Danesi, 2010: 222). Hal ini menyatakan suatu bentuk pengumuman atau representasi yang dimaksudkan untuk mempromosikan penjualan tertentu. “Iklan perlu dibedakan dengan bentuk representasi dan kegiatan lainnya yang diarahkan untuk emmbujuk, dan mempengaruhi pendapat, sikap, dan perilaku orang-orang seperti propaganda, publisitas, dan hubungan masyarakat” (Danesi, 2010: 223).Iklan terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu iklan konsumen dan iklan perdagangan. Iklan pada dasarnya mengikuti bagaimana tujuan-tujuan promosi dan pemasaran yang telah dibuat.  “Pada dasarnya tanda dalam iklan terdiri dari tanda-tanda verbal dan non verbal. Tanda verbal mencakup bahasa yang kita kenal sedangkan tanda-tanda non verbal adalah bentuk dan warna yang disajikan dalam iklan” (Wibowo, 2011:129) . 
Suharko mengatakan “iklan berusaha merepresentasikan kenyataan yang hidup dalam masyarakat melalui simbol tertentu, sehingga mampu menimbulkan impresi dalam benak konsumen bahwa citra produk yang ditampilkan adalah juga bagian dari kesadaran budayanya” (Wibowo, 2011:128). 
Pada makalah ini, saya akan menggunakan model teori semiotika menurut ferdinand De Saussure dan Charles Sander Peirce.
1.        Model Ferdinand de Saussure
Prinsip dari teori Saussure ini adalah sebuah sistem tanda, dan setiap tanda itu tersusun dari dua bagian, yakni signifier (penanda) dan signified (petanda). Penjelasan Saussure menunjukkan karakter arbiter penanda dalam hubungannya dengan petanda.

NO
PENANDA
PETANDA
1
Indomie
Produk makanan cepat saji
2
“Jelajah kuliner Indonesia”.
Menghadirkan bebrbagai macam varian rasa dari berbagai daerah di Indonesia
3
Terdapat gambar peta Indonesia
Menunjukan bahwa target pasar dari Indomie sangat luas mulai dari Sabang sampai Merauke.
7
Terdapat gambar bangunan yang menjadi ikon suatu daerah
Menunjukan bahwa walaupun bangsa indonesia merupakan bangsa yang terdiri atas banyak suku,adat istiadat,agama dan sebagainya. Namun dapat dipersatukan oleh produk indomie yang sudah dikenal oleh seluruh masyarakat indonesia.

2.        Analisis Charles Sander Peirce.
Peirce melihat subjek bagian yang tak terpisahkan dari proses signifikansi. Model triadic Peirce (representamen, object, interpretant = tanda) memperlihatkan peran besar subjek dalam proses transformasi bahasa (Piliang, 2003:266). Peirce memandang bahwa tanda memiliki makna yang mengalami perubahan tanpa henti atau unlimited semiosis, yaitu proses penciptaan rangkaian interpretant tanpa akhir.
Model triadic Peirce ini memperlihatkan tiga elemen utama pembentuk tanda, yaitu represntamen (sesuatu yang merepresentasikan sesuatu yang lain), objek (sesuatu yang direpresentasikan) dan interpretant (interpretasi seseorang tentang tanda). Model triadic ini diuraikan sebagai berikut :
Kategori/Trikotomi
Representamen
Objek
Interpretan
Firstness
Otonom
Qualisign
Warna kemasan mie yang memiliki banyak warna menunujukan bahwa indomie memiliki banyak varian rasa.
Ikon
-Terdapat gambar bangunan yang menjadi ikon suatu kota di Indonesia seperti rumah adat Tongkonan dari Toraja.
-Terdapat gambar peta Indonesia menunjukan bahwa indomie dijual di seluruh Indonesia.
Rheme
Sebuah produk berupa mie instant
Dengan berbagai varian rasa nusantara.
Secondness
Dihubungkan dengan realitas
Sinsign
Warna pada mie menunjukan bahwa indomie memiliki varian rasa yang banyak. Contohnya seperti mie dengan varian rasa cabe hijau menunjukan bahwa mie tersebut memiliki komposisi yang mengandung cabe hijau.
Indeks
Terdapat gambar bagunan yang menjadi ikon suatu kota hal ini menunjukan bahwa indomie memiliki vairian rasa dari berbagai daerah di nusantara.
Dicent
Sebuah mie instan yang mudah dijumpai di toko manapun dengan harga yang sangat terjangkau.
Thirdness
Dihubungkan dengan aturan, konvensi, atau kode
Legisign
Kemasan yang berwarna-warni menunjukan bahwa indomie memiliki berbagai macam varian rasa.
Simbol
Terdapat simbol indomie, yang dipahami sebagai logo produk indomie.
Argument
Produk mie instan yang sangat lezat dan banyak disukai masyarakat indonesia serta memiliki berbagai varian  cita rasa nusantara



DAFTAR PUSTAKA

Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2011. Semiotika Komunikasi-Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra
F,Persitian (2015, 23 Maret). Analisis Semiotika Pada Iklan. Dikutip 17 September 2019 dari blogspot:http://tiankomue.blogspot.com/2015/03/analisis-semiotika-pada-iklan.html


 

Komentar

Postingan Populer